Senin, 07 Desember 2015

Bismillahirrahmaanirahiim...

Ukhti . . . ~
Kecantikan itu adalah Ujian.
Sayang sekali , kenapa banyak wanita
Cantik yang Mengumbar Auratnya...??
Apa yang mereka Ingin Banggakan
dari Kecantikannya..

Andai saja Mereka Menyadari bahwa
Wajah Cantiknya itu Tak Abadi , akan
Menua dan Keriput...

Ingatlah, kita ini akan Mati dan yang Allah
Lihat bukanlah Kecantikanmu, melainkan
Hati dan Amal Perbuatanmu..

Duhai Ukhti ,
Satu Kecantikan yang dilihat dengan Penuh Syahwat, akan Menimbulkan Satu Dosa untukmu...
Apakah Kau tak pernah menyadari itu. . . ??
Dan Apakah kau Tak pernah Menghitung Dosa yang semakin Menumpuk..
Aku yakin Kau pasti tak pernah menghitungnya..

Sudah berapa banyak orang yang
Memandangmu dengan Syahwatnya. . .
Mungkin, karena kau lebih Senang
di Puja dan di Puji bak Bidadari yang
Turun dari kayangan..

Apakah engkau Lupa Duhai Ukhti,
Kecantikan itu adalah Milik_Nya, suatu
saat nanti akan di ambil_Nya kembali...
Dan engkau pun akan di pertanyakan untuk Apa kecantikanmu di pergunakan...?!

Seandainya engkau menutup Auratmu dan Menjaga Kecantikanmu hanya untuk Orang yang Halal kelak, itu lebih Berarti dan Berharga untuk dirimu..

Namun Aku Heran, walaupun Kau sudah Menutupi Auratmu, mengapa masih saja Kau bangga dengan Kecantikanmu ??

Kau Pasang photo-photo yang Mengiurkan,
Berbusana Muslim tetapi tidak mengetahui Hakikat Malu kepada Allah...

Aku akui kau memang Bidadari Dunia,
Tapi kau belum tentu menjadi Bidadari Akhirat..
Jika Akhlaq dan Hatimu tidak Mencerminkan Kecantikanmu. . .

Dan Terkadang pun aku menjadi Heran
di Buatmu, engkau begitu Cantik, tapi
mengapakau tidak mampu menjaga Lisanmu. . . ?!

Apakah Kau tak pernah Menyadari, bahwa banyak Penghuni Neraka di sebabkan oleh Lisan yang tak Terjaga...

Duhai Ukhti, ketahuilah lebih dari setengah Penghuni neraka adalah
Kaum Hawa. . .

Mengapa ??

Karena Mereka tak Mampu menjaga
Aurat dan Lisannya. . .

Aku Tahu, tak mudah menjadi pribadi yang Baik di mata Allah, tapi setidaknya engkau mau mencoba dan berusaha merubah apa yang buruk menjadi suatu kebaikan untukmu...

Aku Tahu, kau memang Lemah, tetapi kau tak pernah menyadari bahwa kau Lebih kuat dari apapun, Seandainya di hatimu ada Secuil Keimanan dan Rasa Malu Kepada_Nya. . .

Duhai Ukhti, Malu itu adalah Perhiasanmu,
Dan itu yang Membuatmu Cantik, bukan Parasmu dan Tubuhmu yang Elok...

Dan Pakaian Terindah Untukmu adalah Taqwa, bukan baju yang Glamour atau Seksi dan sebagainya...

Duhai Ukhti, Belajarlah dari Alam, Belajarlah dari Kehidupan..Karna Tidak semuanya akan selalu
Indah di pandang mata. . .

Karna Allah mampu merubahnya hanya dengan mengatakan : " Kun faa yaa Kun".

Belajarlah Ilmu agama untuk bekal Hidupmu di Dunia dan Akhirat..

Jadilah Wanita yang Sholehah untuk Pribadi dan Keluargamu...

Karna tiap Jiwa akan mempertanggung jawabkan amalannya masing-masing. . .

Jadilah Wanita yang
Seindah Bunga Akhir Zaman,
Secantik Permata Berlian,
Seanggun Bidadari Syurga. . .Aamiin.

Salam Ramadhan..

Sumber : Facebook Sajadah Cinta dalam Alunan Tasbih Mahabbah Rindu

Rabu, 10 Juni 2015

Melimpahnya kebudayaan Indonesia terlihat dari beragamnya bentuk pertunjukan, tarian, alat musik, dan pakaian. Bukan hal mudah untuk menciptakannya karena harus mencurahkan akal budi dan daya upaya masyarakat suatu wilayah. Wajar jika kemudian terjadi perdebatan panjang saat Tari Tor-tor dan Gordang Sembilan (Gondang Sembilan) dari Mandailing, Sumatra Utara, dinyatakan akan menjadi hak cipta Malaysia.
Menurut Togarma Naibaho, pendiri Sanggar budaya Batak, Gorga, kata "Tor-tor" berasal dari suara entakan kaki penarinya di atas papan rumah adat Batak. Penari bergerak dengan iringan Gondang yang juga berirama mengentak. "Tujuan tarian ini dulu untuk upacara kematian, panen, penyembuhan, dan pesta muda-mudi. Dan tarian ini memiliki proses ritual yang harus dilalui," kata Togarma kepada National Geographic Indonesia, Selasa (19/6).
Pesan ritual itu, lanjut Togarma, ada tiga yang utama. Yakni takut dan taat pada Tuhan, sebelum tari dimulai harus ada musik persembahan pada Yang Maha Esa. Kemudian dilanjutkan pesan ritual untuk leluhur dan orang-orang masih hidup yang dihormati. Terakhir, pesan untuk khalayak ramai yang hadir dalam upacara. Barulah dilanjutkan ke tema apa dalam upacara itu.
"Makna tarian ini ada tiga, selain untuk ritual juga untuk penyemangat jiwa. Seperti makanan untuk jiwa. Makna terakhir sebagai sarana untuk menghibur," imbuh mantan pengajar Seni Rupa dan Desain di Universitas Trisakti, Jakarta itu.
tari tortor,sumatra utaraTari Tor-tor dari Sumatra Utara. Tarian ditampilkan dengan maksud membangkitkan jiwa yang ada dalam diri manusia. (Feri Latief)
Durasi Tari Tor-tor bervariasi, mulai dari tiga hingga sepuluh menit. Di tanah Batak, hal ini tergantung dari permintaan satu rombongan yang mau menyampaikan suatu hal ke rombongan lain. Dimintalah satu buah lagu pada pemusik. Jika maksud sudah tersampaikan, barulah tarian dihentikan.
Tarian ini akhirnya bertransformasi di Ibu Kota karena mulai ditampilkan di upacara perkawinan. Jika sudah sampai di upacara ini, bentuknya bukan lagi ritual melainkan hiburan. Karena menjadi tontonan dan tidak semua yang hadir ikut terlibat dalam tarian tersebut.
Memang belum ada buku yang mendeskripsikan rekam sejarah Tari Tor-tor dan Gondang Sembilan. Namun, ditambahkan oleh Guru Besar Tari Universitas Indonesia Edi Sedyawati, sudah ada pencatatan hasil perjalanan di zaman kolonial yang mendeskripsikan Tari Tor-tor.
Meski demikian, sama seperti kebudayaan di dunia ini, Tari Tor-tor juga mengalami pengaruh dari luar yaitu India. Bahkan jika ditelusuri lebih jauh pengaruhnya bisa tercatat hingga ke Babilonia.
Gondang Sembilan
Tari Tor-tor selalu ditampilkan dengan tabuhan Gondang Sembilan. Warga Mandailing biasanya menyebutnya Gordang Sembilan, sesuai dengan jumlah gendang yang ditabuh.
Jumlah gendang ini merupakan yang terbanyak di wilayah Suku Batak. Karena gendang di wilayah lainnya seperti Batak Pakpak hanya delapan buah, Batak Simalungun tujuh buah, Toba enam buah, dan di Batak Karo tingga tersisa dua buah gendang.
Menurut analisa Togarma, banyaknya jumlah gendang ini ada hubungannya dengan pengaruh Islam di Mandailing. Di mana besarnya gendang hampir sama dengan besar bedug yang ada di masjid. "Ada kesejajaran dengan agama Islam. Bunyi gendangnya pun mirip seperti bedug."
Gendang ini juga punya ciri khas lain yakni pelantun yang disebut Maronang onang. Si pelantun ini biasanya dari kaum lelaki yang bersenandung syair tentang sejarah seseorang, doa, dan berkat. "Senandungnya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunitas peminta acara," imbuh Togarma.
Sayangnya keindahan budaya Tari Tor-tor dan Gondang Sembilan ternoda dengan kurangnya penghargaan. Sulit mencari pihak yang mau membiayai pagelaran budaya ini, terutama di Ibu Kota. Hanya karena pejuang-pejuang seni Batak, Tari Toro-tor dan Gondang ini masih tumbuh dan terlihat keberadannya.
"Kebudayaan itu pengisi batin, bagian dari kehidupan. Karena hidup tidak cukup dengan makan saja, jiwa juga harus terisi seni," ujar Togarma.
(Zika Zakiya)

Rabu, 22 Oktober 2014



Hari ini orang memanggilku Nama, mungkin esok orang memanggil ku Almarhum/ Almarhumah.
Hari ini aku memakai pakaian yang indah & mewah, mungkin esok aku akan memakai kain kafan.
Hari ini aku berpijak di atas tanah, mungkin esok aku terbujur di bawah tanah.
hari ini aku berjalan dengan naik motorku, mgkin esok aku berjalan naik kerandaku
hari ini mungkin aku bangga dengan prestasi yang ku gapai, tapi apakah aku masih bisa berbangga hati ketika ku bertemu denganNya?
hari ini mgkin banyak orang yang senang denganku, tapi apakah masih banyak orang yang senang dengan kepergianku?
Hari ini aku bisa mandi sendiri, mungkin esok aku di mandikan orang lain.
Hari ini aku shalat di belakang imam, mungkin esok aku di shalatkan di depan imam.
Hari ini aku bahagia bersama orang2 di sekelilingku, mungkin esok aku sendirian di sana.
disana rumah impian, yang sedang ku bangun saat ini, mungkin tiang rumah itu masih rapuh untuk ku tinggali saat ini
mungkin.. saat ini lampu rumah itu masih redup cahaya untukku bisa tempati
mungkin rumah itu masih kurang lapang untukku bisa tinggali
mungkin rumah itu...?? oh rumah impian, tak seorangpun yang tau kapan aku bisa tempati mgkin hari ini ataukah esok,??


bukan wanita lemah yang setiap harinya mengeluarkan air mata.
bukan wanita lemah ketika air mata membasahi pipinya saat ia mendengar berita kebahagiaan.
bukan wanita lemah ketika air mata mengghiasai pipi merahnyadisaat mendengar berita kematian
bukan wanita lemah ketika air mata jatuh membasahi bumi yang ia pijak.
tapi air mata wanita merupakan kelembutan hatinya.
terkadang air mata salah satu cara untuk ia bercerita tentang hatinya saat tak kuasa oleh kata.
kamu tak pernah berfikir bahwa kekuatan yang dimiliki wanita bisa melebihi kekuatan seorang laki-laki.
terkadang engkau melihatnya dengan sebelah mata, wanita itu begitu lemah dan rapuh.
apakah kamu pernah berfikir bahwa wanita itu dapat mengatasi beban, bahkan melebihi beban laki-laki.
dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri.
wanita mampu TERSENYUM bahkan saat hatinya menjerit.
WAnita mampu bernyanyi saat ia menangis, menagis saat terharu. bahkan tertawa saat ketakutan.
dia berkorban demi orang yang dicintainya.
mampu berdiri melawan ketidak adilan.
dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya.
ya.. kali ini air mata itu tak mampu ku bendung saat hati berharap lebih kepada harapan-harapan semu
seringnya aku lupa dengan harapan kepada manusia. karna sesungguhnya aku telah mempersiapkan diri untuk kecewa.
ya kecewa. hanya saja hati yang kecewa bisa terobati dengan taunya tujuanku yang sebnarnya itu apa
tidak semua manusia mengerti segala perasaan. karna perasaan adalah bahasa jiwa.

Senin, 20 Oktober 2014

Allah Ta’ala berfirman:
هُوَ الَّذِي أَنزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُّحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ ۖ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ بَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَّا رَيْبَ فِيهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ
Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami”. Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)”. “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya”. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji” (QS. Al Imran: 7).

Al Allamah As Sa’di setelah menjelaskan tafsir ayat ini beliau mengatakan:
“Allah Ta’ala memuji orang-orang yang mendalam ilmunya dengan 7 sifat, yang merupakan sumber kebahagiaan bagi setiap hamba, yaitu:
  1. Ilmu. Yang merupakan jalan menuju kepada Allah. Yang menjelaskan hukum-hukum Allah dan syariat-Nya.
  2. Kedalaman ilmu. Ini merupakan derajat yang lebih tinggi lagi daripada sekedar berilmu. Karena keilmuan yang mendalam berarti ia memiliki ilmu yang kokoh dan kebijaksaan yang mendalam. Allah telah memberikan ilmu kepada orang tersebut baik yang zhahir maupun yang batin. Maka kedalaman ilmunya itu bisa mengungkap hal-hal yang nampak samar dalam syariat ini, baik dalam ilmu, keadaan dan perbuatan.
  3. Allah menyifati mereka bahwa mereka itu beriman dengan seluruh kitab Allah, dan mereka itu senantiasa mengembalikan ayat yang mutasyabihat kepada yangmuhkamat dan berkata, “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami
  4. Mereka meminta kepada Allah ampunan dan pertolongan agar terhindar dari apa yang menimpa orang-orang yang sesat dan menyimpang
  5. Mereka mengakui nikmat Allah berupa hidayah dengan perkataan mereka, “Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami“.
  6. Dengan semua ini, mereka juga meminta limpahan rahmat Allah, yang disana tercakup tercapainya semua kebaikan dan terhindarnya semua keburukan. Dan mereka juga ber-tawassul dengan nama Allah: Al Wahhab.
  7. Allah mengabarkan bahwa mereka itu beriman dan yakin terhadap hari Kiamat dan mereka takut kepadanya.
Dan inilah semua yang wajib diamalkan agar terhindar dari kesesatan” (Taisir Karimirrahman, 123)
Penulis: Sukainah bintu Muhammad Nashiruddin Al Albani
Penerjemah: Yulian Purnama

Artikel Muslimah.Or.Id

Senin, 12 Mei 2014



Hari kemarin merupakan sebuah kenangan, hari esok merupakan sebuah misteri yang tak seorang pun dapat mengungkapnya. hanya saja hari ini merupakan tabunganmu untuk hari esok.

ketika setapak demi setapak kaki ini  mulai melangkah  lebih jauh.  disaat mata mulai melihat dunia lebih jauh. disaat ku mulai bertemu dengan orang-orang yang jauh lebih baik dariku. saat itu  hati mulai terbuka lebar untuk melakukan proses pencarian.  biasanya anak rantauan itu punya segudang mimpi, entah mimpi-mimpi apa yang telah disusun seblumnya, ingin menjadi mahasiswa segudang prestasi itu niat awalnya.

dahulu  ketika ku  masih duduk dibangku aliyah yang terbenak dalam pikiranku . kuliah itu sungguh menyenagkan, tak ada baju seragam, tak ada tas seragam tak ada baris berbaris depan asrama sebelum berangkat ke sekolah, tak ada lagi terdengar hitungan demi hitungan untuk segera mengosongkan asrama,  bisa menggunakan hp sesuka hati. sebab disaat ku masih berada dalam kawasan  penjara suci, ketahuan menggunakan telepon genggam itu merupakan salah satu pelanggaran berat apabila ketahuan ada yang menggunakannya diasrama, apalagi ketahuan memilikinya,  tak heran setiap dihari libur wartel samping klinik itu selalu penuh dengan antrian untuk sekedar kasih kabar ke orang tua dan melepas rasa rindu disaat anak baru lulusan SD sudah dititip yang kami beri sebutan "penjara suci". jatah pulang sebagai santri/santriwati hanya bisa 2 kali setahun.  

saat liburan naik kelas dan 1 minggu sebelum lebaran. wajar rasa sedih mghampiri hati , yang seharusnya seusia saya dan teman lainnya  masih ingin bermain bersama ibu, masih ingin bersama pelukan hangat ibu, disaat yang bersamaan ketika ibu mulai mengantarkanku ke gerbang penjara suci. aku melihat tetesan air mata ibu yang tak terbendung mengalir dipipinya, aku tau betapa beratnya ia melepaskanku dari pelukannya, betapa sedihnya ia meihatku harus berpisah bersama kembaranku karna alasan yang mengharuskan ia tak bisa berada diasrama saat itu. papa saat itu hanya bisa berkata," kalau kamu sayang dengan anakmu dan masa depan anakmu, biarkanlah ia menuntut ilmu untuk beberapa tahun disini, toh kamu masih bisa datang tiap bulannya kesini untuk menjenguknya walau harus menghabiskan waktu selama 3 jam dalam perjalanan".

tapi saat itu aku tak mau kalah dengan perasaan, aku tau ini adalah pilihanku untuk melanjut sekolah disini, di penjara suci diatas bukit simanosr julu, udara yang segar dengan pepohonan yang asri, air mata gunung yang mengalir ketiap rumah ustad dan ustzah, serta ke asrama. air yang dingin dan segar layaknya seperti air es, maka tak heran banyak santri-dan santri wati yang memiliki kulit bersih atau malah sebaliknya dikarnakan udara yang begitu dingin, disaat pagi buta menjelang subuh semua harus bergegas menuju kamar mandi yang daya tampungnya sekitar lebi dari 50org sekali masuk, siapa cepat dia dapat, siapa telat nama masuk buku hitam, alias buku pelanggaran setiap santri/santriwan yang tidak mematuhi disiplin. setiap tempat penuh hitungan.
biasanya kalo kakak asrama udah mulai mengeluarkan kata" tasarro'na min hammami, wahid.. hatta 'asyaro," atau satu sampai sepeuluh, semua seisi kamar mandi sudah tak karuan. bahkan terkadang aku melihat teman dismapingku masih ada bekas sabun ditelingan, tpi itu tak dipedulikan lagi, yang terpnting aku keluar dari kamar mandi ini sblum hitungan ke-10.

lagi-lagi sesampai diasrama,  masih ada kakak yang lain yang sudah bersiap-siap menunggu kami untuk siap-siap ke mesjid dengan hitingan 1 sampai 10 menuju ke mesjid dan asrama sudah harus kosong. huh.. rasanya capek. pengen nangis saat itu, karna yang namanya masih santriwati baru asramanya itu dibwah dan jaraak kemsjid itu yang paling jauh dari asrama lainnya.

dalam perjalanan ke mesjid eh.. ketemu lagi dengan kakak bagian keamanan, nah bagian yang satu ini adalah bagian yang yang paling ditakuti semua anak asrama ciri khas bagian keamanan ini adalah kakak y melipat sajadah di pundaknya. bagiku ini adalah proses hidup, ibarat pisau sedang diasah ketajamannya agar menjadi pisau yang tajam sehingga banyak orang yang mudah menggunakannya.




hari demi hari kami lalui bersama, banyak kesan pesan yang kudapati dipenjara suci ini, menjadi santri yang keratif, itu semua mengalir begitu saja sesui dengan proses yang ada, tak sedikit senyum dan tawa terlihat diwajah mereka, wajah teman yang membersamaiku selama 6 tahun dipenjara suci, tak pernah habis cerita tentangmu teman, kini aku juga telah menemukan teman yang baru ditanah rantau, tanah kebesaran rakyat aceh, di universitas syiah kuala,"jantong hate rakyat aceh"
tak pernah hilang memori itu disaat semua masih terekam dengan jelas tentangmu :)
lewat untaian do'a kusampaikan salam rinduku  untukmu teman.
...to be continue :D